Puisi

Sajak Agit Yogi Subandi
Puisi

seperti debu berkelindan di angin
setiap butirnya musti kutangkap dan
kutelan.

larikmu, kusut benang
harus dirapikan, agar dapat direntangkan
di mata dan dada seseorang.

tubuhmu, tinggi gunung bersalju
kutempuh
dengan kaki gemetar.

dan sikapmu, salju bulan Januari
di gunung itu
yang tak henti menusuk:

kulit, mata,
paru-paru,
dan jantungku.

tapi setelah di puncak,
segalanya hilang
pada helaan nafas pertama

dan ketika hendak meraihmu kembali,
aku harus turun,
dan mulai dari awal lagi.

(2008)

Comments

Popular Posts