Meja Tulis

 
Puisi Agit Yogi Subandi


tubuhnya: sebentang jalan tanpa ruko-ruko
dengan sejumlah kios yang menantang setiap
pejalan untuk menghakimi dirinya.
tak ada deretan lampu yang menyembah
setiap yang lewat di bentangan itu. hanya sebuah lampu
yang tegun menanggapi setiap yang melintas dan berlalu.
peristiwa: orang-orang yang berdiri di balik kabut,
tersorot bulan.

ada tiang lampu dan deretan cerita pendusta
yang menarik-narik kepingan di tubuhmu,
serta lelaki yang mabuk akan gadis dengan jaket beludru,
yang ia ingat punggung dan pinggulnya,
ia tak ingin mengingat namanya, apatah lagi alamat rumah.
ia hanya ingin melukai dirinya dengan ingatan
yang mengkilat seperti pedang-pedang para samurai.
hingga tercecer darah—menetes-netes,
ada serpihan kulit yang membusuk—mengering,
dan rahasia yang tersimpan dan tak dituliskan

ada aku, tersesat!
sambil menuliskan yang berlalu.

2008

Comments

Popular Posts