Lampung Literature Menggelar acara Selisik Buku “Empedu Tanah” Karya Inggit Putria Marga

Acara selisik buku merupakan acara yang digagas oleh Lampung Literature untuk launching dan pembahasan buku. Menurut Agit Yogi Subandi, pengelola Lampung Literature, “Acara selisik buku ini digagas oleh orang-orang Komunitas Berkat Yakin (KoBer) antara lain, Saya, Inggit Putria Marga, Alexander GB dan teman-teman lainnya di KoBer.” Ia menuturkan juga bahwa “Selisik buku ini dimaksudkan untuk pembahasan yang lebih dalam terhadap suatu karya. Nanti program-program peluncuran buku yang lain akan dibranding dengan program ini.”
Acara ini akan dimeriahkan dengan penampilan Kiki Rahmatika yang akan menarikan salah satu puisi Inggit Putria Marga. Setelah tarian tersebut, maka acara akan dilanjutkan ke sesi diskusi.
Dalam acara diskusi nanti, buku Karya Inggit Putria Marga ini, akan dibahas oleh sastrawan Lampung terkemuka yaitu Iswadi Pratama (Direktur Artistik Teater Satu) dan Ari Pahala Hutabarat (Direktur Artistik KoBer) dan akan dimoderatori oleh Agit Yogi Subandi.Di sela-sela pembahasan buku juga akan ada penampilan menarik dari beberapa musisi muda, seperti halnya Orkes Ba’da Isya dan Denting. Mereka akan mengekspresikan puisi-puisi Inggit Putria Marga melalui musik.

Diluncurkannya Acara sekaligus buku tersebut diharapkan dapat, minimal, memberi pengetahuan kepada para hadirin yang datang tentang bagaimana membaca sebuah buku puisi. Ruang diskusi ini akan menyajikan pembahasan buku dengan sebuah metode pembahasan yang berbeda dari kedua pembahas, baik dari segi isi maupun struktur. Tentu saja dari kedua pembahasan itu, hal yang ingin disasar adalah aspek estetik dari puisi-puisi yang dihadirkan, khususnya puisi dalam buku puisi “Empedu Tanah” ini, sehingga pemahaman kita tentang seni, khususnya puisi, semakin bertambah.
Inggit Putria Marga sebagai seorang penyair perempuan Lampung, yang intens terhadap dunia sastra, khususnya puisi, juga menjadi patut untuk diselisik. Ia banyak mendapatkan penghargaan dari hasil karyanya, antara lain; Anugerah Kebudayaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata 2005, 100 Puisi Terbaik Indonesia-Pena Kencana 2010, 60 Puisi Terbaik Indonesia 2009, 5 Besar Khatulistiwa Literary Award 2010 dan lain-lain.

Selain penghargaan dari karyanya, pernah diundang ke beberapa festival sastra baik di level nasional maupun internasional. Festival itu antara lain, Festival Puisi Antar Bangsa-Pulau Pangkor, Perak, Malaysia, 2010, Ubud Writers Festival, 2009, Festival Sastra Internasional di Utan Kayu, 2005.
Berbagai hasil kerja yang baik itu, patut untuk diapresiasi di dalam acara ini. Apa dan bagaimana cara ia bekerja, kemudian apa dan bagaimana pendapat para pembahas mengenai buku tersebut. Tentunya Lampung Literature mengajak tidak hanya pembaca, penikmat dan penulis puisi, tapi juga semua kalangan, agar dapat menginspirasi para hadirin yang datang dalam acara ‘Selisik Buku’ Lampung Literature. Tabik.
(Rilis/Agit)
(Rilis/Agit)
Comments
Post a Comment