Pemancing
Sajak Agit Yogi Subandi
Pemancing
dengan kail kecil, dan umpan cacing,
kunanti kau makan umpanku,
pada jam pertama, aku belum gelisah.
karena memburumu, mesti paham waktu.
tapi ketika matahari memancar dengan kebencian,
sebatang pohon mungkin adalah dewa. dewa dengan
payung hijau dan kembang rekah di tangannya,
menguar sejuk dan semerbak aroma.
di situlah, segala harap tak genap bermunculan.
tapi sedengung lebah dapat mengusirku.
tapi tidak! aku harus memburumu hingga senja
tertoreh bagai luka yang membusuk di pipi kiriku.
jam kedua, mungkin aku terbiasa.
jika kau bukan milikku, aku pulang.
jika kau milikku, aku tetap pulang dengan menggenggammu,
melewati setapak penuh bambu yang gemetar oleh angin pilu.
(2008)
Pemancing
dengan kail kecil, dan umpan cacing,
kunanti kau makan umpanku,
pada jam pertama, aku belum gelisah.
karena memburumu, mesti paham waktu.
tapi ketika matahari memancar dengan kebencian,
sebatang pohon mungkin adalah dewa. dewa dengan
payung hijau dan kembang rekah di tangannya,
menguar sejuk dan semerbak aroma.
di situlah, segala harap tak genap bermunculan.
tapi sedengung lebah dapat mengusirku.
tapi tidak! aku harus memburumu hingga senja
tertoreh bagai luka yang membusuk di pipi kiriku.
jam kedua, mungkin aku terbiasa.
jika kau bukan milikku, aku pulang.
jika kau milikku, aku tetap pulang dengan menggenggammu,
melewati setapak penuh bambu yang gemetar oleh angin pilu.
(2008)
Comments
Post a Comment